Jumat, 23 Desember 2011

HIKMAH


Saudaraku, adalah suatu hal yang lazim ketika kita sedang membaca Al Quran untuk melintasi ayat yang menjelaskan mengenai pergantian siang dan malam semisal :

Dan silih bergantinya malam dan siang ” (Al Baqarah : 164)

Al Quran merupakan suatu kitab yang memiliki berbagai harta karun berupa ilmu pengetahuan, rahasia, dan hakikat mengenai kebaikan. Allah subhanahu wataala telah memerintahkan kita untuk memperhatikan ayat-ayatnya sehingga kita bisa mendapatkan pelajaran :

Kitab yang Kami turunkan kepada engkau sungguh sangat banyak berkatnya, banyak kebajikannya, supaya mereka memahamkan ayat-ayatnya dan supaya mengambil pelajaran-pelajaran oleh orang yang berakal ” (Shaad : 29)

Dengan mengacu pada ayat 29 dari surat Shaad tersebut menuntut kita untuk  merenungi dan memahami ayat 164 dari surat Al Baqarah, misalnya apakah hikmah Allah menyebutkan siang dan malam sebagai tanda kekuasaanNya ?

Al Alaamah Muhammad Amiin Asy Syinqithiy (1325-1393 H) ,seorang ulama ahli tafsir dari Mauritania, menyatakan dalam tafsirnya Adhwaaul Bayaan bahwa dalam ayat 164 surat Al Baqarah di atas, Allah subhanahu wataala memang tidak menyebutkan hikmah mengenai pergantian siang dan malam, namun pada ayat lain Allah menyebutkannya semisal :

 
Katakanlah : Terangkanlah kepadaku jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar kepadamu ? Maka apakah kamu tidak mendengar ? “ (Al Qashash : 71)

Dalam Tafsir Al Quraanul Azhiim susunan Imam Ibnu Katsir (701-774 H) disebutkan: ” Dan Ia menjelaskan bahwa seandainya Ia menjadikan malam terus menerus kekal bagi mereka hingga hari Kiamat, niscaya  hal itu akan menyulitkan mereka, membosankan dan mencekam jiwa

 
Katakanlah : Terangkanlah kepadaku jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya ? Maka apakah kamu tidak memperhatikan ? “ (Al Qashash : 72)

Selanjutnya Imam Ibnu Katsir (701-774H) menjelaskan tentang ayat ini  Kemudian Allah ta’ala mengabarkan bahwa seandainya Ia menjadikan siang terus menerus hingga hari kiamat niscaya akan menyulitkan mereka serta menjadikan badan lelah dan lunglai akibat banyaknya aktivitas dan kesibukan

Oleh karena itu saudaraku, pada ayat selanjutnya Allah berfirman :


Dan karena rahmatNya, Ia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karuniaNya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur padaNya ” (Al Qashash : 73)

Allah taala menutup ayat-ayat mengenai hikmah pergantian siang dan malam dengan perintah untuk bersyukur kepadaNya.

Imam Ibnu Katsir (701-774 H) menerangkan mengenai kaitan pergantian siang dan malam mengenai kesyukuran: “agar kalian bersyukur kepada Allah dengan berbagai jenis ibadah  di waktu malam dan siang. Barangsiapa yang tidak dapat melakukannya di waktu malam, dia dapat melakukannya di waktu siang, demikan juga sebaliknya. Hal ini sebagaimana firmanNya:

"Dan Ialah yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang-orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur” (Al Furqaan : 62)

Mudah-mudahan dengan postingan kali ini kita mampu mempergunakan seluruh bahagian anggota tubuh kita pada kesanggupan dan tempatnya masing-masing sesuai yang dituntunkan oleh Allah dan RasulNya sebagai wujud pengamalan hikmah Allah dalam pertukaran siang dan malam.

Wallahul muwaffiq ilaa aqwami thariq.